PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU PADA MTs SWASTA di KABUPATEN TULANG BAWANG
ABSTRAK
Oleh : Khomsinnudin
Pendidikan
merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia, maka dalam proses
pendidikan dapat mempersiapkan dan melahirkan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Ilmu yang
diperoleh melalui proses pendidikan dapat digunakan untuk menghadapi era globalisasi, maka Pendidikan
menjadi pondasi yang kuat dalam perkembangan suatu negara adalah pendidikan
yang bermutu.
Kinerja atau perfomasi dapat diartikan
sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian
kerja, hasil kerja atau unjuk kerja. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi
dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan
kepada mereka sehingga para pegawai bisa melakukan kinerja yang sudah
ditetapkan oleh atasannya. Motivasi
adalah faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepauasan kerja dan
meningkatkan produktivitas
atau hasil kerja individu.
Populasi dalam
penelitian ini adalah guru Madrasah Tsanawiyah Swasta di Kabupaten Tulang Bawang yang berjumlah 58 orang, sehingga sampel yang penulis gunakan adalah 46 guru. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan cara kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang dipakai
sebagai pedoman untuk melakukan wawancara dan Tanya jawab denagan responden
mengenai kepemimpinan kepala madrasah, motivasi kerja dan kinerja guru. Data penelitian dianalisis menggunakan
analisis regresi linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa
kepemimpinan menghasilkan koefisiem sebesar 0,895 Berdasarkan tingkat keeratan pengaruh maka dapat
disimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja guru
pada Madrasah Tsanawiyah Zona 2 Kabupaten Tulang Bawang adalah 89,5% tergolong
pengaruh tinggi. Adapun motivasi kerja diketahui bahwa koefesien sebesar 0,937 Berdasarkan
tingkat keeratan pengaruh maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh motivasi adalah
93,7% tergolong pengaruh sangat tinggi. Adapun besar pengaruh kepemimpinan
kepala madrasah dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru
diketahui bahwa koefesien korelasi 0,972. Berdasarkan tingkat keeratannya pengaruh
keduanya adalah 97,2% tergolong pengaruh
sangat tinggi.
Implikasi
dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah
Swasta di Kabupaten Tulang Bawang. Hal ini menunjukan bahwa upaya peningkatan
kepemimpinan dan motivasi kerja kepala Madrasah Tsanawiyah harus senantiasa
memperhatika ketiga aspek tersebut. Dengan kata lain bahwa kepemimpinan dan
motivasi kerja terhadap kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Swasta harus
dilakukan penyesuaian dan pembinaan kepada guru.
Kata Kunci : Kinerja guru, Kepemimpinan dan Motivasi.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi atau sumber daya insani,
sehingga mampu merealisasaikan diri (self realisation), menampilkan diri
sebagai pribadi yang utuh. Tercapainya self realisation yang utuh ini
merupakan tujuan umum pendidikan Islam yang proses pencapaiannya melalui
berbagai lingkungan atau masyarakat baik secara formal, non formal maupun
informal.[1]
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan
manusia,sebab proses pendidikan mempersiapkan dan melahirkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Pendidikan bermanfaat bagi manusia untuk
mengembangkan dirinya agar mampu menghadapi perubahan yang terjadi akibat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Ilmu yang
diperoleh melalui proses pendidikan dapat digunakan untuk mempersiapkan diri menghadapi
era
persaingan global. Pendidikan yang menjadi pondasi kuat berkembangnya suatu
negara adalah pendidikan yang bermutu.
Pemerintah
memberikan perhatian serius terhadap upaya peningkatan kemampuan profesional guru melalui kebijakan sertifikasi guru
( Permendiknas No. 18 Tahun 2007). Namun menurut Unifah Rosyidi ( Kompas, 7
Oktober 2009: 12), kinerja guru yang sudah lulus proses sertifikasi masih belum
memuaskan. Dari hasil survey yang dilakukan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) hasil
sementara yang diperoleh di 16 propinsi dari total 28 propinsi yang sedang
disurvey, ditemukan bahwa dampak program sertifikasi kurang memuaskan. Para
guru yang telah lulus sertifikasi diharapkan mengalami perubahan pola kerja.
motivasi kerja, pembelajaran, dan peningkatan kualitas diri. Namun ternyata
masih tetap sama seperti sebelumnya, kinerja guru tetap rendah. Kondisi kinerja
guru yang belum memuaskan saat ini merupakan tantangan bagi semua pihak untuk
selalu berusaha mencari jalan bagi upaya peningkatan kinerja guru menuju
terciptanya guru-guru profesional.
Didalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam bab II pasal 3 menegaskan
bahwa ” Pendidikan nasional berfungsi mengembengkan kemampuan dan membentuk watak
erta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.[2]
Disisi
lain Kinerja guru banyak disangkutpautkan dengan rendahnya mutu pendidikan.
Guru sebagai makhluk sosial juga memerlukan kebutuhan yang lain
untuk dapat bekerja dengan baik. Untuk dapat berpikir serta bekerja secara
maksimal dalam kerjanya, guru sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja dimana
mereka berada serta kepala sekolah yang profesional. Mungkin dengan guru berada
dalam lingkungan kerja yang baik dimana didalamnya terdapat suatu kondisi yang
memacu bekerja dengan baik, mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, serta
gotong royong yang baik, maka akan dapat menciptakan suatu kondisi kerja yang baik sehingga akan dapat
lebih meningkatkan kinerja seorang guru untuk bekerja. Selain itu, guru juga
akan dapat melaksanakan kegiatan PBM, membangkitkan potensi siswa dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab apabila didukung oleh
kondisi tubuh, suasana kejiwaan, sarana prasarana serta proses pengelolaan
organisasi sekolah yang ada mendukung bagi timbulnya semangat kerja yang tinggi.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan
tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah SWT. Tujuan
hidup menusia itu menurut Allah SWTialah beribadah kepada Allah SWT. Seperti
dalam surat Al- dzariyat ayat 56 :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Dari
tafsiran diatas bahwasannya umat
manusia khususnya sebagai manusia yang mengaku muslim kita harus ketahui bahwa sebagian orang mengira ibadah itu
terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat,
ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup
semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan atau disandarkan kepada
Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar
ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#þqãZtB#uä
#sÎ)
@Ï%
öNä3s9
(#qßs¡¡xÿs?
Îû
ħÎ=»yfyJø9$#
(#qßs|¡øù$$sù
Ëx|¡øÿt
ª!$#
öNä3s9
( #sÎ)ur
@Ï%
(#râà±S$#
(#râà±S$$sù
Æìsùöt
ª!$#
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
öNä3ZÏB
tûïÏ%©!$#ur
(#qè?ré&
zOù=Ïèø9$#
;M»y_uy
4 ª!$#ur
$yJÎ/
tbqè=yJ÷ès?
×Î7yz ÇÊÊÈ
“ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”[3]
Salah satu faktor penentu dalam
menunjang keberhasilan peningkatan mutu pendidikan adalah guru (pendidik). Guru
merupakan sumber daya manusia yang berada di barisan paling depan tempat saat
terjadinya interaksi belajar mengajar. Adapun dalam pelaksanaan tersebut juga
ada peran kepala madrasah yang berkualitas harus mampu mempengaruhi,
menggerakkan, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing,
menyuruh, memerintahkan, melarang, dan bahkan memberikan sanksi kepada
bawahannya agar bias melaksanakan serta membina dalam rangka mencapai kinerja
sekolah secara efektif dan efisien. Melalui peningkatan kinerja mengajar guru
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, diharapkan prestasi kerja guru dapat
mencapai hasil yang optimal.
Pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan
pendidikan bagi warga negara tidak henti-hentinya melakukan berbagai kegiatan
dan menyediakan fasilitas pendukungnya termasuk memberlakukannya Undang-Undang
No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Seperti yang disampaikan dalam
penjelasan umum atas Undang-Undang No. 14 tahun 2005, Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 menyatakan bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional
tersebut, pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan.[4]
Para
ahli manajemen berpendapat bahwa kepemimpinan sebagai suatu konsep manajemen di
dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan
strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam
kehidupan kelompok. Kepemimpinan mempunyai kedudukan strategis karena kepemimpinan
merupakan titik sentral dan dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi
sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sentral di dalam menentukan dinamikanya
sumber-sumber yang ada. Dengan demikian, kepemimpinan Kepala Madrasah sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan kerja komponen-komponen yang lain karena
Kepala Madrasah adalah administrator pendidikan di lingkungan sekolah yang
dipimpinnya. Sebagai administrator, ia harus memahami adanya komponen-komponen
pendidikan di sekolah dan bagaimana cara memberikan pelayanan terhadap
komponen-komponen tersebut di dalam penyelenggaraan keseluruhan kegiatan
pendidikan di sekolah menuju pada tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan[5].
Kepala madrasah sebagai pimpinan
tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan madrasah harus
memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam
melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala madrasah yang baik
harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan
kemampuan tenaga kependidikan.Oleh karena itu kepala madrasah harus mempunyai
kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan
untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang
pemimpin, kepala madrasah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan
orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.
Kepemimpinan kepala madrasah mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan dimadrasah. Berkembangnya
semangat
kerja, kerjasama yang harmonis, suasana kerja yang menyenangkan dan
perkembangan mutu professional
diantara para guru banyak ditentukan oleh keterampilan kepemimpinan kepala madrasah. Kepala madrasah dituntut harus dapat
mengelola sumber daya madrasah secara optimal agar dapat berkembang
dari waktu ke waktu.
Kepemimpinan kepala madrasah merupakan salah satu factor yang mendorong madrasah untuk dapat mewujudkan
tujuan madrasah melalui pelaksanaan program-
program secara terencana dan bertahap. Oleh karena
itu kepala madrasah dituntut mempunyai
kemampuan manajemen
dan kepemimpinan yang
baik
dan
memadai sehingga
dapat
menghasilkan inisiatif dan
prakarsa untuk
meningkatkan mutu
madrasah.
Kepemimpinan kepala madrasah yang efektif akan
mempengaruhi partisipasi bawahan untuk
melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya yaitu mampu memberikan visi, misi,
menetapkan tujuan yang jelas dan disetujui bersama, dan menganalisis serta mampu mengembangkan
prestasi para pengikutnya, yaitu dengan memberikan pelayanan, memberikan pengarahan,
memberikan motivasi serta memberikan fasilitas yang memadai sehingga bawahan
merasa diberikan unpan balik yang baik.
Dalam Pemimpin lembaga pendidikan Islam, Firman Allah SWT (QS.
Al-Anbiya :73) :
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا
وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء
الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
Artinya : “Kami telah menjadikan
mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami
dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah,
(QS. Al-Anbiya (21):73)”
Kepala Madrasah yang
efektif adalah Kepala Madrasah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Mampu
memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik,
lancar dan produktif.
2. Dapat
menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai demgan waktu yang telah ditetapkan.
3. Mampu
menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan
mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
4. Berhasil
menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaamn guru dan
pegawai lain di sekolah.
5. Bekerja
dengan tim manajemen.
6. Berhasil
mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah
ditentukan.[6]
Menurut Murtadha Muthahhari, umat manusia
berbeda dalam hal keimanan dan kesadaran mereka akan akibat dari perbuatan
dosa. Semakin kuat iman dan kesadaran mereka akan akibat dosa, semakin kurang
mereka untuk berbuat dosa. Jika derajat keimanan telah mencapai intuitif
(pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran) dan pandangan bathin,
sehingga manusia mampu menghayati persamaan antara orang melakukan dosa dengan
melemparkan diri dari puncak gunung atau meminum racun, maka kemungkinan
melakukan dosa pada diri yang bersangkutan akan menjadi nol. Saya memahami apa
yang dikatakan Muthahhari derajat keimanan telah mencapai intuitif dan
pandangan bathin ini adalah sebagai telah merasakan cita rasa realitas
spiritual. Dengan adanya kondisi telah merasakan cita rasa realitas spiritual,
maka pastilah Rasulullah SAW dan Imam Ali Bin Abi Thalib beserta keturunannya
tadi terbebas dari segala bentuk dosa.
Sejalan
dengan kepemimpinan tersebut, diantara keberhasillan pendidikan adalah modal dasar untuk
menciptakan Motivasi kerja yang unggul. Dunia pendidikan yang sangat berpengaruh adalah sekolah.
Sekolah merupakan salah satu lembaga alternatif pelayanan pendidikan. Sekolah sebagai
suatu lembaga tentunya memiliki visi, misi, tujuan dan fungsi. Untuk mengemban
misi, mewujudkan visi, mencapai tujuan, dan menjalankan fungsinya sekolah
memerlukan tenaga profesional, tata kerja organisasi dan sumber-sumber yang
mendukung baik finansial maupun non finansial.[7]
Kepemimpinan kepala sekolah
yang efektif akan mempengaruhi
partisipasi bawahan untuk melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya
dengan perasaan puas dan dapat bekerja sesuai dengan konteknya, yaitu mampu
memberikan visi, menciptakan gambaran besar, menetapkan tujuan yang jelas dan
disetujui bersama, memonitor dan menganalisis prestasi, serta mampu
mengembangkan prestasi para pengikutnya, yaitu dengan memberikan pengarahan dan
panduan, melatih dan membimbing serta memberikan umpan balik.
Nawawi mengemukakan
bahwa kinerja juga berarti karya, yang dimaksud dengan karya adalah hasil
pelaksanaan suatu pekerjaan baik yang bersifat fisik/material maupun non
fisik/non material. Berdasarkan batasan ini jelaslah bahwa kinerja
adalah kesuksesan seseorang
dalam melakukan pekerjaannya menurut ukuran
yang
berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.[8]
Atas dasar lima tahapan
dalam proses pembelajaran, maka guru dituntut
untuk minimal menguasai 5 kompetensi, yakni: 1) kompetensi dalam menyusun rencana pengajaran
(RP), termasuk merumuskan tujuan;
2) kompetensi dalam menguasai
materi pelajaran; 3) kompetensi dalam memilih
dan menggunakan alat peraga; 4) kompetensi dalam memilih dan menggunakan
metode pembelajaran; 5) kompetensi dalam menyusun dan melaksanakan evaluasi keberhasilan
belajar. Kelima kompetensi minimal inilah yang hendak diukur
dalam mengetahui kinerja
guru. Pengukuran kinerja guru juga tdak lepas dari peranan Kepala
Madrasah sebagai pimpinan.
Kinerja guru dapat kita lihat dalam kegiatan proses pembelajaran
yang merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.
Proses dalam pengertiannya di sini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang
terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lainnya saling berhubungan
(interdependent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan.
Komponen pembelajaran antara lain menyusun program
pengajaran, termasuk merumuskan tujuan, memilih materi pelajaran,
metode
mengajar, alat
peraga, dan evaluasi sebagai
alat ukur tercapai-tidaknya tujuan.
Aspek
penghargaaan
terhadap guru sering kali tidak sesuai dengan tuntutan dan peran guru dalam
mengemban amanah, aspek yang kurang diperhatikan adalah tingkat kesejahteraan yang seringkali
dihadapkan pada standarisasi yang memaksa. Setidaknya guru sebagai status
sosial yang seringkali tersingkir oleh kepentingan dasar yang ada pada setiap
guru. Keberadaan ini menunjukkan bahwa motivasi guru perlu didukung oleh
perangkat yang mengarah pada kebutuhan untuk meningkatkan prestasi yang
mengarah pada kinerja guru yang berkualitas.
Motivasi kerja guru juga
merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi kinerja guru untuk
mencapai tujuan pendidikan. Motivasi merupakan kekuatan pendorong bagi
seseorang untuk melakukan suatu kegitan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan
nyata. Dengan demikian semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin tinggi
pula kinerjanya begitu pula sebaliknya, semakin rendah motivasi seseorang maka semakin
rendah pula kinerjanya. Apabila para guru mempunyai motivasi kerja yang tinggi,
mereka akan terdorong dan berusaha meningkatkan kemampuannya dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum yang berlaku disekolah
sehingga memperoleh hasil kerja yang maksimal.
Guru
memilki peran yang sangat besar
dalam pendidikan, dipundaknya dibebani suatu tanggung jawab atas mutu
pendidikan. Maka dari itu guru harus mengembangakan dirinya dengan ilmu
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
Sekolah sekarang sudah dihadapkan pada persaingan dan teknologi yang tidak
bersekala nasional akan tetapi sudah internasional, baik sekolah negeri maupun
swata. Maka dari itu profesionalitas seorang guru harus diikuti oleh motivasi kerja
guru dalam mengembangkan kurikulum dimadrasah akan berguna, apabila guru
mempunyai keinginan, bertanggung jawab, minat, penghargaan dan meningkatkan
dirinya dalam melaksanakan tugas kegiatan mengajar.
Hal tersebut diatas diperkuat daripada hasil wawancara peneliti dengan
salah satu pengawas Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Tulang Bawang Ibu Surais, menurutnya kepala Madrasah
Tsanawiyah tersebut ternyata masih cukup banyak kenyataan yang kurang sesuai
dengan harapan, yaitu masih rendahnya etos kerja pegawai. Hal tersebut
dibuktikan dengan banyaknya pegawai yang tidak tepat waktu pada saat masuk
Madrasah Tsanawiyah, menunda pelaksanaan tugas Madrasah Tsanawiyah, masih ada
pegawai yang terlihat santai, mengobrol dengan teman kerja, dan keluar kantor
pada saat jam kantor.[9]
Hal tersebut dapat terlihat pada beberapa madrasah
tsanawiyah di Tulang Bawang pelaksanaan kepemimpina belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal
tersebut dapat terlihat dari kebiasaan yang dilakukan oleh kepala madrasah
ketika melakukan monitoring hanya sekedar keliling kelas saja tanpa mencoba
untuk memastikan kondisi kelas tersebut.
Kinerja guru merupakan hasil pelaksanaan daripada guru
menjalankan kewajibannya untuk memberikan arahan kepada anak didiknya, sehingga
murid merasa mendapatkan tambahan ilmu yang diberikan oleh guru. Kinerja yang
baik diantaranya terlihat dari tingkat kehadiran guru kesekolah dan rajin dalam
mengajar dan disesuaikan dengan yang telah direncanakan guru tersebut baik dari
rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan materi, guru mengajar dengan
semangat, metode yang di gunakan banyak varias bahkan menindaklanjuti ketika
murid masih belum mampu apa yang terlag materi diberikan oleh guru tersebut.
Hal ini pun tidak terlepas dari pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dalam
menjalankan kepemimpinannya.
Berdasarkan hasil angket prasurvey tentang kinerja
guru di Madrasah Tsanawiyah
di Kabupaten Tulang Bawang diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel.
1.1
Hasil
Prasurvey Kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah
Zona 2 Kabupaten Tulang Bawang
No |
Jenis kegiatan |
Seharusnya |
Realita |
Kesenjangan |
1 |
Guru masuk kelas tepat waktu
dan keluar kelas tepat waktu |
100% |
87% |
12,5% |
2 |
Memiliki silabus |
100% |
77,5% |
22,5% |
3 |
Memiliki program tahunan |
100% |
77,5% |
22,5% |
4 |
Memiliki RPP |
100% |
77,5% |
22,5% |
Sumber
: Hasil Prasurvey Kinerja Guru MTs Swasta di Kab. Tulang Bawang
Dengan
permasalahan-permasalahan tersebut
tentu sangat
berpengaruh sekali
terhadap kinerja guru.
Karena kinerja
pegawai merupakan modal
utama berkenaan
dengan derajat pencapaian tujuan organisasi, baik secara implisit maupun
eksplisit, yaitu jauh rencana dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan dapat
tercapai. Bagaimana mungkin tujuan yang
ditetapkan dapat tercapai, apabila masih banyak pegawai yang kurang peduli
dengan tanggung jawabnya belum lagi pelaksanaan disiplin kerja yang kurang
optimal.
B.
Identifikasi
Masalah
Sebagaimana telah diungkapkan dalam latar belakang,
tujuan pendidikan sangatlah baik akan tetapi dalam mewujudkannya diperlukan
langkah-langkah yang
baik pula. Seiring kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi akan semakin
komplek pula permasalahan yang akan dihadapi olekh kepala sekolah baik dari faktor internal atau eksternal yang ada. Untuk itu dalam melaksanakan pekerjaannya kepala
sekolah membutuhkan masukan dari mana saja agar kepala sekolah bisa memastikan dirinya tetap dapat bertugas pada tugas kerja yang sesuai tujuan. Dengan adanya pengaruh
juga kepala sekolah akan lebih mudah memberikan pemahaman
kepada dewan guru dan memberikan
motivasi berprestasi dalam kinerjanya. Oleh sebab itu penulis dalam penelitian
ini ingin mengetahui keterkaitanya.
Berdasarkan paparan di atas, maka
dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya Kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah
dalam mempengaruhi kinerja guru ?
2.
Sebagian besar kepala madrasah belum melaksanakan kepemimpinan secara menyeluruh.
3.
Sebagian kepala madrasah tidak mencatat perkembangan guru dan tidak mengadakan penelitian, sehingga kepala
madrasah tidak memahami
perkembangan gurunya.
4. Rendahnya
Kepala Madrasah Tsanawiyah dalam memberikan motivasi terhadap kinerja guru ?
5.
Masih jarangnya kepala madrasah yang ikut perlombaan prestasi atau forum-forum ilmiah
lainnya.
Apabila kondisi diatas dibiarkan begitu saja maka akan
terus-menerus terjadinya kemunduran pada pendidikakan khususnya pada Madrasah Tsanawiyah di kabupaten Tulang Bawang. oleh sebab itu penulis menganggap sangat perlu untuk
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Adapuan maslah yang
menjadi kajian utama penelitian ini adalah penelitian tesisi yang berjudul
“Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Swasta di Kabupaten Tulang Bawang”.
C.
Pembatasan
Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tulang Bawang, baik secara internal maupun eksternal, secara
eksternal adalah kenyaman tempat belajar, iklim akademik madrasah, iklim sosial
madrasah, jaminan kerja guru, pinansial, kompetensi guru, pengawasan dan
kemampuan manajemen kepala sekolah, sedangkan secara internal adalah
pengelolaan dalam kegiatan pembelajaran dan motivasi dari guru itu sendiri.
Selain
itu Banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja guru baik secara internal maupun eksternal, secara eksternal adalah kenyaman tempat belajar,
pinansial, dan lain lain. sedangkan secara internal adalah pengelolaan dalam
kegiatan pembelajaran dan motivasi dari guru itu sendiri .[10]
D.
Rumusan
Masalah
Masalah yang menjadi rumusan pokok dalam penelitian ini bertolak
dari identifikasi variabel yang telah diuraikan sebelumnya. Oleh karena itu,
secara umum
masalah yang muncul dalam penelitian ini dirumuskan dengan pertanyaan
penelitian, “ Seberapa besar pengaruh variabel kepemimpinan (X1), dan motivasi kerja (X2)
terhadap kinerja guru Madrasah Tsanawiyah
Swasta di Kabupaten Tulang
Bawang (Y), baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Untuk selanjutnya penulis rumuskan masalah ini dalam
bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah
terdapat pengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja guru di MTs
Swasta Kabupaten
Tulang Bawang ?
2. Apakah
terdapat pengaruh motivasi kepala madrasah MTs Swasta Kabupaten Tulang Bawang
terhadap kinerja guru ?
3. Apakah terdapat pengaruh
yang signifikan antara kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi secara
bersama-sama terhadap kinerja guru MTs Swasta ?
Ketiga permasalahan pokok tersebut akan diteliti dan dianalisis
secara menyeluruh
sehingga akan diperoleh jawaban dari beberapa pertanyaan di atas
secara komprehensif dan akurat.
E.
Tujuan
dan Kegunaan Hasil Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh temuan dan
informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja
Guru Madrasah Tsanawiyah se-Kabupaten Tulang Bawang. Faktor-faktor tersebut meliputi kepemimpinan
dan motivasi kerja. Kedua faktor ini dianalisis pengaruhnya baik
secara bagian maupun bersama-sama terhadap kinerja guru Madrasah Tsanawiyah.
Secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Untuk
mendapatkan gambaran secara empiris tentang pengaruh kepemimpinan kepala
Madrasah di MTs Swasta Kabupaten
Tulang Bawang.
b.
mendapatkan
gambaran secara empiris tentang motivasi kepala madrasah di MTs Swasta Kabupaaten
Tulang Bawang.
c.
Mengetahui
pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru MTs Swasta di
Kabupaten Tulang Bawang.
2.
Kegunaan
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi
sumbangsih pemikiran yang terdiri atas :
a.
Kegunaan Teoritis
1.
Untuk mengembangkan pengetahuan dan keilmuan dalam Manajemen Pendidikan;
2.
Diharapkan dapat
memberikan informasi akademis mengenai kepemimpinan Kepala Madrasah, motivasi
kerja, dan kinerja guru MTs Swasta di Kabupaten Tulang
Bawang;
3.
Diharapkan dapat
menghasilkan konsep tentang pengaruh kepemimpinan Kepala Madrasah dan motivasi
kerja guru terhadap kinerja guru MTs Swasta di
Kabupaten Tulang Bawang, baik secara sendiri-sendiri maupun secara
bersama-sama.
b.
Kegunaan praktis
1.
Bagi Kepala Madrasah
diharapkan dapat dipakai sebagai rujukan dalam mengembangkan kepemimpinannya
sehingga berdampak positip bagi warga sekolah, khususnya guru;
2.
Bagi guru
diharapkan dapat dipakai sebagai rujukan dalam menyikapi masalah kepemimpinan;
3.
Bagi peneliti
diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian yang berkaiatan
dengan kepemimpinan Kepala Madrasah, smotivasi
kerja guru, dan kinerja guru;
4.
Bagi pembaca, dapat dijadikan refrensi penulisan karya
ilmiah.
[1]Kartini
Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.
1
[2] UU RI No.20, 2003:11
[3]
Departemen Agama Rebublik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahanya, edisi Lux,Kitab Suci
Al-Qur’ân, h. 911.
[4]Undang-Undang No. 14 tahun 2005. : 53.
[5] Boediono. 1993.
Kepemimpinan Kepala Madrasah.
Semarang: Depdikbud.
[6]
Mulyasa, E, Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya, 2005, hlm.126
[7] . Hernowo, Narmodo. 2005. Pengarh
Motivasi dan disiplin terhadap kinerja pegawai
badan kepegawaian daerah. http.etd.epnirs.ums.ac.id/6864/.
[8] . Nawawi, 2000. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah Mada Unversity Press :
34
[9] Wawancara dengan pengawas
madrasah pada prasurvei pada bulan
januari 2017
[10]Anwar Prabu,
Manajemen Sumber Daya Manusia, (Rosda
2015) h. 103
Komentar
Posting Komentar